Rabu, 16 November 2016

Hukum Monroe Kelly

Doktrin Monroe-Kellie 
Doktrin Monroe-Kellie menyatakan bahwa volume total dalam kranium selalu tetap karena tulang tengkorak tidak elastis sehingga tidak bisa mengembang jika ada penambahan volume. Pada kondisi normal, volume intrakranial terdiri dari 80% jaringan otak, 10% LCS, dan 10% darah. Peningkatan volume dari salah satu komponen ini, atau adanya tambahan komponen patologis (misalnya hematom intrakranial), akan menimbulkan kompensasi melalui penurunan volume dari komponen lainnya untuk mempertahankan tekanan.1,3
Bila terdapat penambahan masa seperti hematoma akan menyebabkan tergesernya LCS akan terdesak melaui foramen magnum ke arah rongga sub-arakhnoid spinalis dan vena akan segera mengempis/kolaps, dimana darah akan diperas keluar dari ruangan intrakranial melalui vena jugularis atau melalui vena emisaria dan kulit kepala. Mekanisme kompensasi ini hanya berlangsung sampai batas tertentu saja. Namun jika mekanisme kompensasi ini terlampaui maka kenaikan volume sedikit saja akan menyebabkan kenaikan TIK yang tajam.1,2,3
Dengan meningkatnya aliran darah pada pembuluh darah otak, maka perdarahan intra cerebral akan meningkat volumenya, sehingga dapat mendorong atau menekan masa otak. Otak yang normal mempunyai kemampuan melakukan autoregulasi aliran darah serebral. Autoregulasi menjamin aliran darah konstan melalui pembuluh serebral di atas rentang tekanan perfusi dengan mengubah diameter pembuluh darah dalam berespon terhadap tekanan perfusi serebral. Faktor-faktor yang mengubah kemampuan pembuluh darah serebral untuk berkontraksi dan berdilatasi, seperti iskemia, hipoksia, hiperkapnea, dan trauma otak dapat mengganggu autoregulasi.1,3
Karbon dioksida merupakan vasodilator yang paling potensi pada pembuluh serebral, menyebabkan kenaikan aliran darah serebral yang mengakibatkan peningkatan volume intrakranial, mengarah pada peningkatan tekanan intrakranial. Agar autoregulasi berfungsi, kadar karbon dioksida harus dalam batasan yang dapat diterima dan tekanannya dalam batasan : tekanan perfusi serebral di atas 60 mmHg, tekanan arteri rata-rata dibawah 160 mmHg dan tekanan sistolik antara 60 – 160 mmHg dan, TIK di bawah 30 mmHg. Cedera otak juga dapat merusak autoregulasi. Bila autoregulasi mengalami kerusakan, alirah darah serebral berfluktuasi berkaitan dengan tekanan darah sistemik. Pada klien dengan kerusakan autoregulasi, setiap aktivitas yang menyebabkan tekanan darah, seperti batuk, suction, dan ansietas dapat menyebabkan peningkatan aliran darah serebral yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.1,3
Otak mampu mengkompensasi atau menerima perubahan minimal pada tekanan intrakranial dengan cara pengalihan CSS ke dalam spasium subaraknoid spinal, peningkatan absorbsi CSS, penurunan pembentukan CSS dan pengalihan darah vena ke luar dari tulang tengkorak.1,3

                                              
Gambar 1. Tekanan intrakranial akan tetap normal dengan peningkatan volume sampai titik dekompensasi tercapai. Di atas volume kritis ini, TIK akan meningkat dengan cepat.1

Sumber: fisiologi manusia dan mekanisme penyakit (Human physiology and mechanism of disease). Ed. 33.

Aliran darah otak normalnya 50 - 60 mL/100 gr jaringan otak/menit. Bila aliran darah otak menurun sampai 20-25 mL/100gr/menit maka aktifitas EEG akan hilang dan pada nilai 5 mL/100gr/menit sel-sel otak mengalami kematian dan terjadilah kerusakan sel yang menetap. Pada penderita non trauma, fenomena autoregulasi mempertahankan aliran darah pada tingkat yang konstan apabila MAP (mean arterial pressure) berada dikisaran 50-160 mmHg. Bila MAP dibawah 50 mmHg, aliran darah otak sangat berkurang dan bila MAP diatas 160 mmHg terjadi dilatasi pasif pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah meningkat.3,4
Mekanisme autoregulasi sering mengalami gangguan pada penderita cedera otak sekunder karena iskemia akibat hipotensi yang tiba-tiba. Sekali mekanisme kompensasi tidak bekerja diikuti kenaikan TIK yang curam, perfusi otak akan berkurang jauh terutama pada keadaan hipotensi. Oleh karena itu bila terdapat hematom intrakranial, haruslah dikeluarkan sedini mungkin dan tekanan darah yang adekuat tetap harus dipertahankan.3,4





Referensi:
1.      Guyton, A C. fisiologi manusia dan mekanisme penyakit (Human physiology and mechanism of disease). Ed. 33. Jakarta: EGC; 1990
2.      Hudak, G. Keperawatan kritis pedekatan holistic. Ed.6 . Jakarta: EGC. 1995.
3.      Ganong, W F. buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008
4.  Vander et al. Human physiology: the mechanism of body function. 8th ed. The McGraw−Hill: Companies; 2001.


Saran dan Masukan ke trifena008@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar